Produsen Terasi Terkendala Bahan Baku

Pengusaha terasi di Kabupaten Rembang mengaku kesulitan mendapatkan bahan baku berupa rebon atau udang kecil dalam sepekan terakhir. Minimnya tangkapan rebon oleh nelayan setempat membuat sebagian produsen terasi di Lasem terpaksa mengurangi jumlah produksinya.

Demikian dikatakan Mastur, salah satu pengusaha terasi asal Desa Bonang Kecamatan Lasem. Menurutnya, untuk menghasilkan terasi yang berkualitas dan bercitarasa khas, rebon merupakan bahan baku utama yang tak tergantikan.

"Karena rebon langka, terpaksa kami harus mengurangi jumlah produksi. Untuk tetap mencukupi permintaan pasar, kami menyiasatinya dengan memproduksi dua macam terasi yang berbahan baku rebon saja alias kualitas super dan terasi berbahan baku campuran ikan atau kulaitas biasa," katanya, pekan lalu.


Hal sama juga dikatakan Daernuri, produsen terasi asal Desa Bonang lainnya. Menurutnya, terbatasnya jumlah rebon dari daerah setempat menjadi kendala serius baginya dan para produsen tersai lain di daerahnya.

"Untuk terus produksi, kami harus mendatangkan bahan baku dari luar daerah, bahkan luar pulau yakni Kepulauan Riau Sumatera. Dengan demikian, maka ongkos produksi semakin membengkak," terangnya.

Ditambahkannya, saat ini jumlah produksinya hanya mampu memproduksi kisaran 5 ton per bulan. "Jumlah produksi bergantung dengan jumlah ketersediaan bahan baku. Jika bahan baku tersedia banyak maka produksi juga akan meningkat dan sebaliknya," tambahnya.

Kondisi tersebut, tambahnya lagi, menyebabkan beberapa produsen terasi harus menggilir jam kerja karyawan. "Bahkan, ada yang terpaksa harus meliburkan sementara beberapa orang karyawan untuk mengurangi ongkos produksi," tegasnya. (Rom)
            

Comments

Popular posts from this blog

Sayyid Hamzah as-Syato, Penyebar Islam di Sedan

Jual Mukena Shalat Berkualitas

KM Nekad Tenggelam, 28 ABK Lolos dari Maut