Kampung Batik, Turunkan Tradisi Membatik Dari Generasi ke Generasi
Rembang - Pernahkah anda bermain ke Rembang? Jika anda berkunjung ke Kota Garam tersebut, sempatkan sejenak untuk singgah di Kampung Batik yang berada di Desa Ngropoh, Kecamatan Pancur, Rembang.
Di sana anda akan menjumpai pemandangan yang unik. Hampir semua penduduk desa, menggeluti dunia seni batik tulis yang bercorak khas Rembang.
Oleh karenanya, Bupati Rembang, H Moch Salim, menobatkan Desa Ngropoh, Pancur sebagai Kampung Batik Rembang, Rabu (9/2).
“Dengan menjadikan Ngropoh sebagai Kampung Batik, kami berharap proses regenerasi pembatik khususnya corak batik tulis Lasem yang menjadi ciri khas Kabupaten Rembang dapat terus berjalan, lestari dan berkesinambungan,” ucap Salim.
Santoso, salah satau pengusaha batik Lasem yang sekaligus Bos CV Beruang Pusaka mengatakan, terbentuknya Kampung Batik di Desa Ngropoh untuk menjawab kekhawatiran sebagian masyarakat akan punahnya generasi pembatik di Rembang. “Ini merupakan upaya tepat untuk melakukan regenerasi pembatik secara alami,” ujarnya.
Santoso merupakan salah satu pionir terbentuknya Kampung Batik Di Desa Ngropoh. Pada Desember tahun silam, ia menerima penghargaan Upakarti Jasa Pelestarian dari Presiden RI H Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurutnya, penghargaan upakarti yang diterimanya memberi konsekuensi moril untuk agar dirinya lebih giat mengupayakan pelestarian batik Lasem. “Kampung dan sangar batik diwujudkan bertujuan agar mereka yang tempat tinggalnya jauh dari Lasem dan tak memiliki sarana memadai dapat memanfaatkan tempat ini untuk belajar dan bekerja,” katanya.
Ia menambahkan, dengan semakin melibatkan banyak orang maka akan mendorong peningkatan produktifitas batik baik segi kualitas maupun kuantitas. “Dengan melibatkan banyak orang, peningkatan produktifitas dan kualitas dapat terus terjaga sehingga dengan sendirinya akan dapat melanggengkan generasi pembatik dari generasi ke generasi,” pungkasnya. (Akhmad M)
Di sana anda akan menjumpai pemandangan yang unik. Hampir semua penduduk desa, menggeluti dunia seni batik tulis yang bercorak khas Rembang.
Oleh karenanya, Bupati Rembang, H Moch Salim, menobatkan Desa Ngropoh, Pancur sebagai Kampung Batik Rembang, Rabu (9/2).
“Dengan menjadikan Ngropoh sebagai Kampung Batik, kami berharap proses regenerasi pembatik khususnya corak batik tulis Lasem yang menjadi ciri khas Kabupaten Rembang dapat terus berjalan, lestari dan berkesinambungan,” ucap Salim.
Santoso, salah satau pengusaha batik Lasem yang sekaligus Bos CV Beruang Pusaka mengatakan, terbentuknya Kampung Batik di Desa Ngropoh untuk menjawab kekhawatiran sebagian masyarakat akan punahnya generasi pembatik di Rembang. “Ini merupakan upaya tepat untuk melakukan regenerasi pembatik secara alami,” ujarnya.
Santoso merupakan salah satu pionir terbentuknya Kampung Batik Di Desa Ngropoh. Pada Desember tahun silam, ia menerima penghargaan Upakarti Jasa Pelestarian dari Presiden RI H Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurutnya, penghargaan upakarti yang diterimanya memberi konsekuensi moril untuk agar dirinya lebih giat mengupayakan pelestarian batik Lasem. “Kampung dan sangar batik diwujudkan bertujuan agar mereka yang tempat tinggalnya jauh dari Lasem dan tak memiliki sarana memadai dapat memanfaatkan tempat ini untuk belajar dan bekerja,” katanya.
Ia menambahkan, dengan semakin melibatkan banyak orang maka akan mendorong peningkatan produktifitas batik baik segi kualitas maupun kuantitas. “Dengan melibatkan banyak orang, peningkatan produktifitas dan kualitas dapat terus terjaga sehingga dengan sendirinya akan dapat melanggengkan generasi pembatik dari generasi ke generasi,” pungkasnya. (Akhmad M)
Comments
Post a Comment