Mahasiswa Hukum Untag Siap Berdayakan FKPM
Sebanyak 44 mahasiswa dari Fakultas Hukum Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) Semarang melakukan kuliah kerja pengabdian masyarakat (K2PM) di Kecamatan Rembang Kota. Pelepasan mahasiswa dilakukan Pembantu Dekan 1 Bidang Akademik Fakultas Hukum Untag, Edi Pranoto kepada jajaran Muspika Kecamatan Rembang, Kamis (27/10), di pendopo kecamatan setempat.
Edi Pranoto mengatakan, kegiatan mahasiswa fakultas hukum nantinya fokus ke sasaran non fisik dengan menitik beratkan penyuluhan hukum dan membuka pos bantuan hukum di desa yang ditempati. "Meliputi undang-undang lalulintas, undang-undang tenaga kerja, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perlindungan anak, transaksi elektronik dan keterbukaan informasi kepada publik," katanya.
Ia menambahkan, hasil akhir yang ingin dicapai mahasiswanya adalah menjadikan warga setempat paham dan mengerti hukum, sehingga mampu membuat aplikasi dan mengimplementasikan semua aspek hukum dalam kehidupan sehari-hari. "Diharapkan nantinya, warga bisa lebih melek hukum sehingga tingkat kesadaran dan kepatuhan warga terhadap hukum lebih meningkat," imbuhnya.
Sarman Wibowo selaku koordinator mahasiswa mengatakan, 44 mahasiswa yang mengikuti kegiatan kuliah lapangan akan dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing beranggotakan 22 orang. "Kelompok pertama ditempatkan di Desa Ngotet, lainnya di Desa Turus Gedhe," sebutnya.
Menurutnya, karena di Rembang sudah terbentuk forum komunikasi polisi masyarakat (FKPM), maka lembaga tersebut akan diberdayakan. "Lebih efektif dan tepat sasaran kami akan memberdayakan FKPM, karena mereka lebih paham permasalahan yang ada di desa setempat. Selama ini FKPM cenderung pasif dan vakum kegiatan," tambahnya.
Adapun pertimbangan lain memberdayakan anggota FKPM karena setelah para mahasiswa mengakhiri tugas nanti, tugas menumbuhkan kesadaran dan penegakan hukum di wilayahnya sepenuhnya dalam kendali mereka.
"Pembinaan kesadaran hukum bisa berkesinambungan dan berjalan lancar apabila anggota FKPM terus pro aktif melaksanakan tupoksinya," tandasnya. (Rom)
Edi Pranoto mengatakan, kegiatan mahasiswa fakultas hukum nantinya fokus ke sasaran non fisik dengan menitik beratkan penyuluhan hukum dan membuka pos bantuan hukum di desa yang ditempati. "Meliputi undang-undang lalulintas, undang-undang tenaga kerja, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perlindungan anak, transaksi elektronik dan keterbukaan informasi kepada publik," katanya.
Ia menambahkan, hasil akhir yang ingin dicapai mahasiswanya adalah menjadikan warga setempat paham dan mengerti hukum, sehingga mampu membuat aplikasi dan mengimplementasikan semua aspek hukum dalam kehidupan sehari-hari. "Diharapkan nantinya, warga bisa lebih melek hukum sehingga tingkat kesadaran dan kepatuhan warga terhadap hukum lebih meningkat," imbuhnya.
Sarman Wibowo selaku koordinator mahasiswa mengatakan, 44 mahasiswa yang mengikuti kegiatan kuliah lapangan akan dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing beranggotakan 22 orang. "Kelompok pertama ditempatkan di Desa Ngotet, lainnya di Desa Turus Gedhe," sebutnya.
Menurutnya, karena di Rembang sudah terbentuk forum komunikasi polisi masyarakat (FKPM), maka lembaga tersebut akan diberdayakan. "Lebih efektif dan tepat sasaran kami akan memberdayakan FKPM, karena mereka lebih paham permasalahan yang ada di desa setempat. Selama ini FKPM cenderung pasif dan vakum kegiatan," tambahnya.
Adapun pertimbangan lain memberdayakan anggota FKPM karena setelah para mahasiswa mengakhiri tugas nanti, tugas menumbuhkan kesadaran dan penegakan hukum di wilayahnya sepenuhnya dalam kendali mereka.
"Pembinaan kesadaran hukum bisa berkesinambungan dan berjalan lancar apabila anggota FKPM terus pro aktif melaksanakan tupoksinya," tandasnya. (Rom)
Comments
Post a Comment