Masjid Agung, Masjid Cagar Budaya yang Teduh


img_0723Jika anda melintasi jalur pantura timur menuju ke arah Jawa Timur, jangan lupa sempatkan sejenak singgah di Masjid Agung Rembang. Di sana, anda akan dapat melepas lelah dengan nyaman sekaligus dapat menelanjangi keindahan bangunan cagar budaya peninggalan Adipati Condrodiningrat, Adipati Rembang pertama.


Bangunan utama masjid, nampak asri. Meski sudah mengalami beberapa kali renovasi, masih nampak sisa-sias arsitektur kuno di bangunan utama tersebut. Di sekeliling masjid, nampak pohon sawo kecik yang rimbun membuat teduhnya suasana.





Di depan masjid, alun-alun kota Rembang menghampar luas tepat di jantung kota. Meski tak ramai amat, namun alun-alun tersebut tak pernah sepi dari aktifitas pedagang lesehan yang berjibun disana. Aneka warung makan lesehan dengan berbagai menu, plus arena bermainan anak-anak membuat kawasan ini terus bergeliat seakan tak pernah mati.


Apalagi saat Ramadhan seperti ini, Masjid Agung menjadi tempat jujugan banyak orang. Dari yang hanya sekedar beristirahat, menunaikan shalat, juga tak sedikit yang rela berlama-lama di sana untuk menantikan saat berbuka.


Masjid Agung yang berdiri kokoh di dekat jalan utama Semarang-Surabaya, memudahkan siapapun untuk menjangkaunya. Selain beribadah, bagi sebagian umat Muslim, tempat ini biasa dijadikan obyek wisata religi.


Keindahan bangunan masjid yang dibangun tahun 1814 ini, masih dapat kita jumpai. Meski telah enam kali dipugar, bangunan induk masjid masih terjaga keasliannya karena telah dijadikan bangunan cagar budaya oleh pemerintah. Bangunan induk masjid, merupakan salah satu prototipe masjid kuno di Indonesia.


Keunikan masjid yang masih terpancar hingga kini adalah bangunan utama berukuran sekitar 50 x 50 x 10 meter. Tembok dengan tebal sekitar setengah meter dengan tiga buah pintu dan dua jendela utama yang sama-sama berukuran besar, terbuat dari kayu jati bertekstur kasar khas karya zaman dulu.


Di dalam bangunan masjid terdapat empat buah soko guru bulat besar dan berukir, mimbar kayu besar dengan tiga buah anak tangga, dan tangga besar vertikal dari kayu jati untuk menuju ke wuwungan masjid.


Shalat di dalam masjid kuno ini akan membawa kita seolah- olah kembali ke masa lalu. Kekhusyukan lebih tercipta bersama keheningan, kesejukan dan keasrian suasana yang tercipta di dalam bangunan utama.


Di belakang masjid, nampak cungkup berbentuk segi delapan berarsitektur Eropa. Bangunan itu dikenal sebagai Makam Pangeran Sedo Laut, salah satu adipati Rembang.


Di kompleks makam itu juga terdapat empat makam lain termasuk makam adipati pertama Rembang, Adipati Condrodiningrat, yang membangun Masjid Agung Rembang.


Saat ini, Masjid Agung tengah dirias wajah bangunannya. Disebelah kiri halaman masjid nampak proses pembangunan menara mihrab terus dikerjakan. Menara mihrab yang merupakan ciri khas dan identitas sebuah masjid, diharapkan dapat menambah keindahan dan kenyamanan masjid cagar budaya kebanggaan masyarakat Rembang.


Comments

  1. mbahas'e mesjid agung...tapi gambar'e kok malah potone sing nguplod????

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sayyid Hamzah as-Syato, Penyebar Islam di Sedan

Segarnya Siwalan dan Legen Sulang

Jual Mukena Shalat Berkualitas