Mengintip Keangkeran Bukit Mrancang

Ibarat banyak jalan menuju Roma. Banyak cara dapat ditempuh agar seseorang mendapatkan berkah. Salah satu cara ditempuh sebagian masyarakat yang masih berlaku sampai sekarang adalah mendatangi tempat-tempat keramat seperti puncak Bukit Mrancang yang berada di Kecamatan Gunem, Rembang. Apa yang bisa didapat di sana?

Di tempat ini terdapat sebuah makam yang menurut kepercayaan masyarakat setempat sebagai persemayaman Mbah Mrancang atau Mbah Merti Kusumo. Kebiasaan para pengunjung yang mendatangi makam, mereka bukan sekedar mencari berkah.

Namun lebih dari itu, mereka datang dengan tujuan khusus, yakni untuk bermohon agar terkabul keinginan dan tujuannya. Namun juga tak sedikit yang datang agar mendapatkan pusaka gaib.

Konon, di kawasan sekitar makam masih banyak betebaran pusaka-pusaka bertuah yang dimiliki Mbah Mrancang. Pusaka-pusaka tersebut bisa dimiliki siapa saja kalau memang sudah menjadi jodoh keberuntungannya (warisan).

Lokasi makamMbah Mrancang, berjarak sekitar 20 km tenggara Rembang. Sehingga jalur tempuh menuju ke sana tidaklah terlalu sulit. Cukup dengan bersepeda motor, pengunjung akan bisa sampai ke lokasi tersebut.

 

Keberadaan makam keramat yang dipercayai pusat ngalab berkah warga setempat itu cukup terkenal. Hal itu kian kemudahkan siapa saja yang hendak mendatanginya sehingga tidak khawatirtersesat.

 

Menurut cerita masyarakat setempat, asal mula nama bukit tersebut berasa dari nama Mrancang. Hal itu dikarenakan bukit tersebut merupakan daerah kekuasaan Mbah Merti Kusumo atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Mrancang.

 

Sosok ketokohan Mbah Mrancang oleh masyarakat setempat tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai pribadi yang linuwih. Ia juga dikenal sebagai tokoh penyebar agama Islam di daerah Gunem, Tegaldowo dan sekitarnya.

 

Ia memilih bukit tersebut sebagai tempat tinggal karena lokasinya yang sepi dari hiruk pikuk sehingga cocok sebagai tempat untuk menghamba pada Sang Khalik. Di Mrancang, Mbah Merti Kusumo akhirnya pun menetap hingga akhir hayatnya.

 

Makam Mbah Mrancang hingga saat ini masih dikeramatkan dan sering diziarahi orang.
Biasanya mereka yang datang adalah pada malam Jumat, bulan Ruwah dan Sura sebagaimana kebiasaan di tempat-tempat lain.

 

Tujuan yang disampaikan para peziarah bermacam-macam. Ada yang minta berkah, naik pangkat, penglarisan juga ada pula yang mengkhususkan untuk mencari benda pusaka.

 

Selain terdapat makam, di Bukit Mrancang  juga dijumpai sebuah gua yang bisa dikatakan aneh. Menurut cerita masyarakat setempat, konon gua tersebut sering dipakai Mbah Mrancang untuk bersemedi.

 

Berkat kewingitannya, tempat ini sering dijadikan tempat untuk menggelar ritual. Konon, tempat ini juga diakui warga setempat sebagai tempat mujarab untuk memohon berkah agar terkabul niatnya.

 

Seperti halnya tempat lain, untuk melakukan ritual di Bukit Mrancang, mereka haruslah memiliki hati yang bersih dan keyakinan yang bulat bahwa semua atas izin dan kehendak Allah lantaran Mbah Mrancang. Jika tidak, maka seseorang akan mudah jatuh ke lembah syirik. Wallohu a’lam. (Rom)

Comments

Popular posts from this blog

Sayyid Hamzah as-Syato, Penyebar Islam di Sedan

Segarnya Siwalan dan Legen Sulang

Jual Mukena Shalat Berkualitas