Kemarau, Pengrajin Batu Bata kesulitan air Untuk Produksi

Tiga bulan terakhir, pengrajin batu bata merah di Kecamatan Kaliori mengaku kesulitan berproduksi lantaran sulitnya mendapatkan air untuk proses pembuatan. Pasalnya, musim kemarau yang berkepanjangan hingga saat ini, mengakibatkan tandon air yang khusus disediakan untuk proses pembuatan batu bata mengalami kekeringan.


Demikian dikatakan Suhadi, salah satu pengrajin batu bata asal Desa Maguan, Kecamatan Kaliori. "Produksi sangat terbatas lantaran sulitnya mendapat air sebagai bahan pokok untuk membuat batu bata. Persediaan air sangat terbatas, itu pun kita harus bersusah payah mencarinya hingga ratusan meter," katanya.

Suhadi menambahkan kondisi tersebut sangat berpengaruh atas produksinya. "Untuk produksi, selama kemarau kita harus mengambil air yang jaraknya lebih dari 200 meter. Itu pun harus dilakukan dengan cara manual sehingga memakan waktu cukup lama. Sumber air yang sudah mengering tidak memungkinkan dilakukannya pengambilan air bawah tanah dengan diesel seperti yang biasa dilakukan," tambahnya.


Maskuri, pengusaha batu bata lainnya asal desa yang sama mengungkapkan, masalah lain yang dihadapi pengusaha batu bata yaitu sulitnya mendapatkan sekam.

"Karena sudah tidak ada panen, stok sekam di Rembang menjadi langka. Untuk keperluan produksi, kita harus mencari hingga ke luar daerah seperti Pati, Purwodadi bahkan Sragen," katanya.


Minimnya stok sekam, membuat harga melejit. "Belakangan, sekam satu rit colt dipatok seharga 1 juta rupiah. Sedangkan satu rit truck seharga 2 juta rupiah. Harga ini jauh lebih mahal dibanding biasanya yang hanya separuhnya," tambahnya.


Berkurangnya stok produksi membuat harga batu bata di pasaran mengalami peningkatan meski relatif kecil. Harga batu bata merah di tingkat perajin kini mencapai 270 ribu rupiah per seribunya.

"Pada kondisi noirmal, kita jual perseribunya seharga 250 ribu hingga 260 ribu. Belakangan harga sedikit mengalami kenaikan lantaran minimnya stok batu bata yang diproduksi," tambahnya.

Selama ini, Kecamatan Kaliori dikenal sebagai pusatnya pengrajin batu bata. Batu bata asal kecamatan tersebut merupakan pemasok utama kebutuhan batu bata di pasar lokal di Kabupaten Rembang. (Rom)

Comments

Popular posts from this blog

Sayyid Hamzah as-Syato, Penyebar Islam di Sedan

Segarnya Siwalan dan Legen Sulang

Jual Mukena Shalat Berkualitas