Bahan Baku Langka, Industri Pindang Rembang Terancam Gulung Tikar

Rembang - Sejumlah industri pengolahan ikan di Kabupaten Rembang terancam gulung tikar. Hal tersebut disebabkan membubungnya harga garam plus minimnya hasil tangkapan nelayan yang mengakibatkan langkanya bahan baku ikan di pasaran.
Eriyanto pengusaha pengolahan ikan pemilik CV Jasa Mina, Tasikagung, Rembang menerangkan, harga garam selama tiga bulan belakangan terus mengalami kenaikan hingga menembus angka Rp 1.500 per kilogram.

"Modal untuk membeli garam naik hampir 300%. Padahal kebutuhan garam per hari mencapai 1,5 kwintal. Ini sangat menyulitkan kami karena biaya produksi membengkak sangat tinggi," ujarnya.

Ia menambahkan, sebulan terakhir usaha pemindangan ikan yang digelutinya mengalami kembang kempis. Hal tersebut diperparah dengan ketersediaan bahan baku ikan yang semakin langka.

"Selain itu, stok ikan juga makin langka di sejumlah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang ada di Rembang. Ini terkait menurunnya hasil tangkapan nelayan karena cuaca yang ekstrim," imbuhnya.

Hal sama juga diungkapkan Mairin, pengusaha pemindangan ikan UD Yunus Rembang. Ia mengaku selain kesulitan mendapatkan bahan baku ikan untuk dipindanag, kenaikan harga sejumlah jenis ikan juga semakin membelit para pengolah ikan di Rembang.

“Kami berharap keadaan kembali normal agar usaha pemindangan ikan tetap lancar. Pasalnya jika harga garam dan bahan baku ikan juga langka, lambat laun  usaha pemindangan ikan dipastikan terpuruk dan gulung tikar," tandasnya.

Jenis ikan bahan baku utama industri pemindangan yakni ikan layang yang sebelumnya per kilogram Rp 8.000 kini menjadi Rp 11.000. Sedangkan jenis ikan tongkol mulai langka dan harus mendatangkan pasokan dari luar Rembang dengan harga per kilo gram naik dua ribu rupiah dari Rp 9.000 menjadi Rp 11.000," tuturnya.

Mairin menambahkan, jika pasokan bahan baku ikan tak menentu, maka produkstifitas industri pengolahan ikan menurun drastis. Pada kondisi bahan baku normal, usahanya mampu memproduksi delapan ton ikan pindang per hari.

"Tetapi sekarang ini, per hari hanya mampu produksi empat ton ikan pindang," terangnya.

Saat ini  pengusaha pengolahan ikan di Rembang harus mendatangkan pasokan bahan baku dari TPI luar Rembang seperti dari Juwana, Pati dan sebagian kota dari Jawa timur, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku ikan.. (Rom)

Comments

Popular posts from this blog

Sayyid Hamzah as-Syato, Penyebar Islam di Sedan

Segarnya Siwalan dan Legen Sulang

Jual Mukena Shalat Berkualitas