Kotoran Sapi Gantikan LPG untuk Kompor Gas

Sudah 5 bulan lamanya Suwarno (51 tahun) warga RT 2 - RW 1 Desa Terjan Kecamatan Kragan, Rembang, menggunakan kompor bio gas hasil rekaan sendiri. Kompor gas tersebut memanfaatkan limbah kotoran hewan sebagai sumber daya gas untuk perapian. Sebenarnya, kompor gas berikut instalasinya merupakan bantuan dari Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Rembang yang diterimanya untuk diuji coba. Hanya saja, tangan lincah Suwarno kemudian mengkolaborasikan peralatan tersebut dengan pengetahuan dan teknologi yang ia kuasai.

Ditemui di kediamannya, Jumat (3/12), Suwarno menjelaskan, pengoperasian kompor gas berbahan baku limbah kotoran hewan sangatlah mudah. Bahan baku bio gas berasal dari proses perendaman kotoran sapi maupun kerbau sebanyak 6 ember atau setara dengan 6 kubik. Selanjutnya, kotoran tersebut di campur dengan air secukupnya dan di masukkan dalam intalasi yang telah di sediakan.

Ada 3 instalasi yang harus di persiapkan untuk kompor bio gas. Instalasi pertama untuk memasukkan bahan baku berupa kotoran hewan, ke dua instalasi untuk memproduksi gas dan instalasi ke tiga digunakan untuk pembuangan kotoran hewan yang telah diambil gasnya.

"Bila ketiga unsur sudah terpenuhi, kompor gas bisa di operasikan. Hasil bio gas dari 6 kubik kotoran hewan setara 4 kilogram gas," ungkanya.

Ia menambahkan, banyak keuntungan yang bisa diambil dari adanya kompor gas berbahan baku limbah kotoran hewan. Diantaranya tidak usah membeli LPG dan yang pasti dapat meningkatkan kebersihan lingkungan karena memanfaatkan kotoran hewan.

"Bio gas tidak kalah dengan elpiji yang beredar di pasaran. Sealain itu kita dapat memanfaatkan kotoran ternak sehingga menciptakan kebersihan lingkungan," ungkapnya.

Terpisah, Kepala Desa Terjan Abdul Hadi mengatakan, 80% warga Terjan mempuyai ternak sapi, sehingga ke depan sangat cocok bila teknologi kompor bio gas berbahan baku dari kotoran hewan dikembangkan di desanya.

"Lebih mudah mendapatkan kotoran hewan sebagi bahan baku gas dari pada mencari kayu bakar," sebutnya.

Jejak Suwarno banyak menarik minat para tetangga. Hanya saja, warga terbentur teknologi yang belum dikuasai.

Comments

  1. Waktu itu Saya pernah liat di TV ada sebuah desa yang menggunakan cara ini untuk memasak..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sayyid Hamzah as-Syato, Penyebar Islam di Sedan

Segarnya Siwalan dan Legen Sulang

Jual Mukena Shalat Berkualitas