Taman Bukit Cinta yang Terlantarkan

Sumber Semen, sebuah tempat wisata yang cukup moncer di jagad Rembang. dsci0391Untuk menjangkau tempat ini, tidak terlalu sulit. Sumber Semen berada di perbatasan Rembang-Jatirogo, Jatim, tepatnya di wilayah kecamatan
Sale, ujung tenggara Kabupaten Rembang.

Jika dari Rembang, perjalanan memakan waktu kira-kira satu hingga satu setengah jam. Untuk menjangkau lokasi wana wisata yang indah tersebut, kita dapat memilih arah menuju Pamotan (untuk rute barat) atau melintas menuju arah Sedan (untuk rute utara), kemudian melanjutkannya ke arah timur menuju Sale.



Sumber Semen merupakan tempat piknik yang masih asri. Obyek wisata dengan begron alam yang nampak ijo royo-royo, memberikan sajian berbeda bagi para pemburu keindahan.


Minggu 9 Nopember silam, saya berkesempatan menyertai rombongan empat puluh pelajar SLTP/SLTA dari empat desa di kecamatan Kragan meliputi; Sudan, Woro, Sumur Tawang dan Sendang Mulyo plesir ke sana. Plesir ini merupakan rangkaian kegiatan pelatihan jurnalistik untuk pelajar yang diadakan oleh Plan Rembang dengan menggandeng Pantura Pos sebagai pematerinya.


Dengan menumpang dua bus mini, rombongan berangkat dari SMPN 2 Kragan. Dengan kecepatan sedang, bus meluncur ke arah Sale. Aspal hotmix yang masih bau tangan, membuat perjalanan terasa nyaman.


Ketika memasuki kawasan rimba yang menghubungkan arah menuju lokasi Sumber Semen, kendaraan mulai berjalan merayap. Rupanya, sopir memilih jalan pintas untuk cepat sampai ke sana. Kendaran yang melaju pelan terasa berguncang. Jalan yang membelah rimba belantara tersebut rupanya sudah hancur digilas roda truck pengangkut hasil hutan.


Beberapa menit kemudian, rombongan sampai di mulut Sumber Semen. Para penumpang segera berhamburan keluar untuk memuasi rasa ingin tahunya akan kemolekan Sumber Semen yang tersohor. “Wow indah sekali!” celetuk Nurul, salah satu rombongan yang mengaku baru pertama kali datang ke lokasi ini.


Meski ini bukan yang pertama, tetap saja jantung saya sempat berdecak kagum ketika kaki saya mulai menyentuh indah bibir Sumber Semen. Menurut warga sekitar, tempat ini lebih populer dengan sebutan Taman Bukit Cinta. Pasalnya, mayoritas pengunjungnya adalah muda mudi yang sedang memadu kasih.


Benarkah? Yap!! Begitulah kenyataanya. Sepanjang mata memandang, Sumber Semen didominasi dua sejoli yang sedang dimabuk cinta yang berserak hampir di semua penjuru taman.


Gerbang masuk Sumber Semen yang didesain mirip gunungan dalam wayang kulit, nampak gagah berdiri menyambut para pengunjungnya. Di depan gunungan, burung cendrawasih yang terkurung dalam sangkar nampak tengah asyik bermain memikat para pengunjung.


Suasananya teduh dan asri. Sekawanan hewan rusa nampak sedang asyik merumput. Gemericik air dari mata air yang bening, mengalir membelah pepohonan rindang yang menaungi Sumber Semen.


Di obyak wisata ini, terdapat sebuah kolam renang yang airnya jernih. Untuk menjangkaunya, kita harus melintasi sebuah jembatan kecil yang kayunya nampak sudah lapuk dimakan usia. Panjang jembatan tak lebih dari lima meter.


Tembok kolam terlihat lusuh, menandakan tempat ini kurang terurus. Meski demikian, jernih airnya tetap menggoda para pengunjung. Beberapa pengunjung nampak tengah asyik bermain dengan beningnya air.


Radius beberapa meter dari kolam, terdapat sebuah goa. Warga sekitar menyebutnya Goa Rambut. Untuk menjangkau goa ini, kita harus berjalan menyusuri jalan setapak yang mendaki. Mulut goa menganga lebar. Meski demikian, saya tak sempat memasuki goa tersbut karena tak cukup persiapan.


Menurut penuturan warga, di dalam goa mengalir anak sungai yang berair jernih. Tak gampang untuk masuk ke dasar goa, dibutuhkan keberanian dan persiapan yang cukup. Lorong goa yang pengap dan gelap, membuat goa ini jarang ditelanjangi pengunjung.


Di sekitar goa, rerimbunan hijau dengan kicau burung bersahutan menambah suasana damai. Tak berlebihan kawasan ini dijuluki Taman Bukit Cinta.


Sayang, sepertinya selama ini Sumber Semen kurang mendapatkan perhatian. Panorama alamnya yang indah, tak diimbangi dengan perawatan yang cukup. Pengelolaan Taman Bukit Cinta terkesan asal-asalan. Ini terlihat jelas pada bangunan pemanis layaknya sebuah taman yang nampak kusam dan bongkor.


Selain kolam renang yang tak terawat dengan baik, tempat bernaung yang terbuat dari tembok juga banyak yang hancur. Dalam hati saya sempat berbisik, “Sayang, obyek wisata yang punya daya jual tinggi ini dibiarkan terlantar begitu saja. Kasihan nasibmu Taman Bukit Cinta,” gumamku dalam hati.


Perawatan menjadi masalah klasik hampir semua tempat plesir di Kabupaten Rembang. Kurangnya sentuhan kepedulian dari pihak terkait, menjadi kendala utama untuk mengembangkan potensi wisata di Rembang.


“Taman Bukit Cinta, wajahmu menawan. Sayang, tubuhmu keriput tak terawat dengan baik,” olokku dalam hati.

Comments

  1. The Love Mount Park "Sumber Semen".... wou!
    Saya juga termasuk satu di antara remaja (pada saat itu) yang punya kenangan indah di sana. He he he he he (Kang Tarom sendiri gimana, sih? pengin nggak punya kenangan? xi xi xi xi xix..................)

    ReplyDelete
  2. nice testimoni kang tarom.
    banyak kok potensi alam rembang yang eksotis dan tak kalah menawan dengan daerah lain.
    sayang, sentuhan pihak pemerintah kurang maksmimal mengelolanya.
    semisal pesona pantai rembang mulai kaliori-sarang. andai saja dikembangkan, pantai pangandaran pun bisa tersaingi.

    ReplyDelete
  3. sember semen 25 th yang lalu masih terbayang dalam ingatanku, begitu masuk gapura (gapuranya belum seperti sekarang) hawa dingin dan bau hutan alam sangat terasa, dan kita disambut oleh para monyet abu-abu dan lutung hitam (jw : benthung) yang saling berloncatan kesana kemari di atas pohon, indah sekali rasanya. air yang jernih dari bawah pohon kepel (kalau tidak salah) mengalir ke kolam yang banyak ikan wadernya, sungai kecil didekatnya begitu jernih mengalirkan air dari sela-sela bebatuan.....tapi sekarang apa yang terjadi......sungguh memprihatinkan : bau hutan alam, monyet dan lutung, air jernih yang melimpah tempat ikan wader berenang....entah kemana ? entah apa jadinya sumber semen 25 th lagi, masihkan bisa dibanggakan ?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sayyid Hamzah as-Syato, Penyebar Islam di Sedan

Segarnya Siwalan dan Legen Sulang

Jual Mukena Shalat Berkualitas