Bahan Baku Pakan Ternak di Rembang Melimpah

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang bekerja sama dengan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang menyelenggarakan pelatihan teknik pengolahan bahan baku pakan ternak kepada Ketua Kelompok Tani Ternak dan perorangan pelaku penggemukan ternak sapi, Selasa (21/3).  Pelatihan bertujuan agar petani peternak mampu mengolah bahan baku pakan ternak yang melimpah secara mandiri untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak sendiri sehingga tidak lagi mendatangkan pakan ternak dari luar daerah.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Rembang, Suratmin, mengatakan, potensi peternakan di Kabupaten Rembang cukup menggembirakan  karena ketersediaan bahan baku pakan ternak yang sangat melimpah.

"Bahan baku pakan ternak di Rembang jumlahnya sangat banyak. Ini sangat menunjang kegiatan penggemukan ternak baik oleh perseorangan maupun kelompok. Tinggal bagaimana potensi yang ada dapat dikembangkan secara swadaya untuk mencukupi kebutuhan," katanya.

Disebutkannya, populasi ternak sapi di Rembang sebanyak 152 ribu ekor, kambing 126 ribu ekor, domba 97 ribu ekor dan unggas 93 ribu ekor. Data tersebut menunjukkan jumlah pakan yang dibutuhkan untuk para peternak di kabupaten Rembang sangat tinggi.

"Sebenarnya, untuk potensi bahan baku pakan ternak di Rembang sangat banyak dan mudah didapat. Antara lain luasan lahan padi mencapai 40 ribu hektar, jagung 25 ribu hektar, tebu 7 ribu hektar, kedelai 6 ribu hektar, kacang hijau dan kacang tanah masing-masing 4 ribu hektar. Limbah dari komoditas tersebut dapat diolah sendiri menjadi pakan ternak. Karenanya kami mengadakan pelatihan ini agar potensi yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal," tambahnya.


Selama ini, tambahnya lagi, setiap musim kemarau pemilik ternak harus membeli pakan dari luar daerah untuk mencukupi kebutuhan ternaknya dengan biaya yang sangat besar mencapai jutaan rupiah.

"kami berharap seluruh peserta dapat mengimplementasikan hasil pelatihan secara nyata untuk mengantisipasi kelangkaan pakan ternak di musim kemarau. Dengan terpenuhinya kebutuhan pakan secara swadaya, tentu pengeluaran peternak menjadi berkurang sehingga mereka dapat untuk lebih banyak yang pada akhirnya mampu mengangkat derajat kesejahteraan mereka," tambahnya.

Ditambahkan, Dinas Pertanian dan Kehutanan Rembang akan menindaklanjuti kegiatan tersebut dengan mengupayakan bantuan peralatan tepat guna yang dibutuhkan kelompok tani ternak dan perorangan pelaku penggemukan ternak sapi.

Narasumber dari Fakultas Peternakan UNDIP, Cahya Setyanto  dalam paparannya memperkenalkan dua metode teknik pengolahan pakan ternak dengan alat dan tradisional berbasis bahan baku lokal melaui cara fermentasi dan amonisasi.

"Mengingat potensi di Rembang sangat melimpah dan mudah didapat serta tingkat kesulitan di lapangan, maka pengolahan pakan ternak secara tradisional melalui fermentasi dan amoniasisasi atau gabungan dari keduanya menjadi sangat tepat. Dengan demikian limbah pertanian dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai pakan ternak," tegasnya. (Rom)

Comments

Popular posts from this blog

Sayyid Hamzah as-Syato, Penyebar Islam di Sedan

Segarnya Siwalan dan Legen Sulang

Jual Mukena Shalat Berkualitas