Gol Semata Wayang Junaidi Tagor, Tenggelamkan Manokwari

Duel PSIR Rembang kontra Perseman Manokwari yang terjadi di stadion Krida Rembang, sore kemarin (21/12/09) berlangsung panas. Meski mampu memberikan perlawanan sengit kepada tim tuan rumah, anak asuh Dominggus N tetap harus puas dengan kekalahan tipis 0-1.

Gol semata wayang PSIR yang diciptakan Junaidi Tagor pada menit ke lima, membuyarkan impian Yance Arronggar dkk untuk mencuri poin atas lawannya. Gol cepat PSIR tersebut terjadi melalui skema serangan cepat yang diperagakan anak asuh Edy Simon Badawi pada menit-menit awal babak pertama.

Junaidi Tagor berhasil mempedaya kiper Perseman, Mucklis Sahron setelah memanfaatkan umpan crossing Zaenal Abidin yang berhasil menelusup ke rusuk kiri daerah pertahanan perseman yang dikawal Trio Yance Arrangor, David Bransano dan George Oyedepo.

Skor 1-0 untuk keunggulan tuan rumah memicu pertandingan berjalan dalam tempo tinggi, keras dan menjurus kasar. Beberapa kali terjadi benturan fisik antar pemain dari kedua tim. Tak pelak benturan-benturan tersebut kerap menyulut emosi para pemain yang berujung pada perang mulut dan gesekan-gesekan kecil di lapangan.

Puncaknya insiden kericuhan terjadi pada menit 21. Kericuhan berawal dari benturan fisik antara bek kiri PSIR, M Jupri dengan penyerang  Perseman Johanes Makanuay. Entah setan apa yang menguasai kedua pemain tersebut, sesaat kemudian mereka terlibat pertengkaran kecil dan nayris terjadi baku hantam.

Hal tersebut memancing emosional pemain lain dari kedua tim sehingga menimbulkan kericuhan kecil. Parahnya, Hubertho Monium, striker Perseman secara tiba-tiba langsung memukul M Jupri dari belakang yang saat itu masih terlibat perang mulut dan adu dorong dengan Johanes makanuay.

Akibat kejadian tersebut, M Jupri langsung terkapar pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit. Pertandingan sempat dihentkan selama 10 menit untuk meredam para pemain yang kian terbakar emosinya.

Wasit Mulyadi yang memimpin pertandingan mengeluarkan dua kartu merah masing-masing untuk Hubertho Monim (Perseman) dan M Jupri (PSIR). Kedua-duanya dianggap menjadi pemicu terjadinya insiden di lapangan.

Kedua tim yang sama-sama hanya bermain dengan sepuluh orang, pada babak kedua tetap memperagakan sepakbola dalam tempo tinggi. Perseman yang ngotot mengejar ketertinggalannya, hingga peluit panjang di tiup wasit Mulyadi tak jua mampu menyamakan kedudukan.

Pelatih maupun manajer Perseman memilih bungkam saat dimintai komentarnnya terkait kekalahan yang diderita timnya. “No comment,” ungkap Dominggus, pelatih Perseman singkat.

Berbeda dengan Perseman, pelatih PSIR Edy Simon Badawi mengaku puas dengan hasil yang diperoleh anak asuhnya. “Ini hasil yang menggembirakan. Secara teknis mereka telah melakoni apa yang telah kami instruksikan yakni bermain taktis,” ungkapnya.

Comments

Popular posts from this blog

Sayyid Hamzah as-Syato, Penyebar Islam di Sedan

Segarnya Siwalan dan Legen Sulang

Jual Mukena Shalat Berkualitas