Story Telling Terobosan Baru Untuk Tanamkan Budi Pekerti

Dekadensi moral menjadi sesuatu yang sangat dirisaukan oleh para generasi tua. Lunturnya nilai-nilai luhur yang kian mengikis jiwa generasi muda saat ini, benar-benar menjadi sesuatu yang amat ditakuiti.

Walhasil, belakangan media massa kerap mengabarkan tentang kenakalan remaja sebagai fakta di lapangan, bahwa generasi saat ini memang kian jauh dari nilai budaya luhur khas Indonesia yang terkenal santun dan beradab.

Sebuah terobosan baru dihelat praktisi dunia pendidikan untuk membentengi lunturnya nilai-nilai luhur tersebut. Bertajuk Story Telling, Kantor Diknas Sulang bekerja sama dengan Museum Ronggo Warsito Jateng, berbagi tutur cerita tentang nilai-nilai budaya luhur dengan ratusan siswa sekolah dasar se Kecamatan Sulang.

Acara dikemas dalam sebuah perhelatan seni yang memukau. Bertempat di aula Gedung eks Kawedanan Sulang, pertunjukan yang sarat dengan pesan-pesan moral nan luhur tersaji apik melalui tontonan seni pakeliran wayang kulit, beberapa waktu lalu. Pakeliran wayang kulit dengan lakon Lahire Gatotkoco dimainkan oleh dalang top yang juga seorang cerpenis, Jupriyanto untuk mentransfer petuah bijak kepada audien yang mayoritas adalah pelajar.

Pak Jup-panggilan keseharian Jupriyanto-selain dikenal sebagai sosok seniman ulet dan nyentrik, ia juga tercatat sebagai Pengawas TK-SD Kec Sulang. Dengan media wayang kulit, sang dalang memasukkan petuah-petuah bijak kepada para pelajar sekolah dasar.

Gatotkoco, Ksatria Pringgondani yang merupakan putra Bima alias Werkudoro, dalam dunia pewayangan dikenal sebagai sosok yang gagah berani dan senang belajar menimba ilmu penegetahuan. Gatotkoco muda merupakan pribadi yang penuh dengan sopan santun, menghormati para pinisepuh dan berbudi luhur. Lakon tersebut sengaja dipilih dalam pekliran tersebut agar para generasi muda  termotivasi untuk meniru tuntunan becik dari sosok gatotkoco yang tak pernah patah semangat bergelut dengan ilmu dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

Pertunjukan kian meriah dengan iringan gamelan kelompok karawitan SD Seren, Sulang. Bocah –bocah SD tersebut mampu memukau perhatian para hadirin terutama dari jajaran Diknas Rembang dan perwakilan Museum Ronggo Warsito. Penampilannya yang ciamik dan regeng kerap kali menuai applus dari hadirin.

Yap, kelompok karawitan SD Seren memang dikenal yahut. Mereka terbilang tak miskin pengalaman. Soal kelihaian pukul memukul gamelan, mereka tak diragukan lagi. Buktinya, SD Seren pada tahun lalu berhasil menjadi juara 3 lomba karawitan tingkat Prov. Jateng.

Kepala Museum Ronggo Warsito, Drs Pujijanto Mpd, mengaku kegaiatan tesebut sebagai bentuk tanggung jawab moral pihaknya untuk mempertahanakan nilai budi pekerti luhur yang merupakan jati diri asli Jawa agar tetap terpatri di hati generasi muda masa kini dan masa datang. Selain itu, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk lebih mendekatkan museum ronggo warsito dengan para generasi muda yang hingga saat ini dinlai masih sangat asing dengan keberadaan museum tersebut.

“Ini  bukanlah hal yang sepele. Tapi ini sebuah komitmen serius kami untuk bersama-sama menyelamatakan dan menanamkan nilai-nilai luhur budaya jawa dari kepunahan di masa mendatang. Dan itu harus dimulai dari pemudanya,” ucapnya.

Comments

Popular posts from this blog

Sayyid Hamzah as-Syato, Penyebar Islam di Sedan

Segarnya Siwalan dan Legen Sulang

Jual Mukena Shalat Berkualitas