Hujan Seret, Lima Ratus Hektar Lebih Tanaman Jagung dan Padi Gogo Terancam Fuso
Gunem-Curah hujan yang masih minim, 
membuat ratusan petani di wilayah Kecamatan Gunem ketar ketir. Pasalnya, tanaman padi gogo dan jagung yang sudah mereka tanam saat ini kondisinya mulai memprihatinkan karena kekurangan air.
Lebih dari lima ratus hektar lahan pertanian di Desa Kajar dan Desa Timbrangan Kecamatan Gunem, yang mayoritas ditanami padi dengan sistim gogo dan jagung kini kondisinya mulai menguning karena kekurangan air.
Di daerah ini, memang kondisi tanahnya berbeda dengan darah-daerah lain di Kabupaten Rembang. Kajar dan Timbrangan kondisi lahan pertanaiannya berkerikil dan berbatu. Tanah dengan tekstur tersebut memang rentan terhadap kekeringan dini. Hal tersebut dikarenakan lapisan kesuburan tanah yang berada pada bagian paling atas bumi ketebalannya sangat tipis.
Dua pekan terakhir, kondisi cuaca yang memang panas dan jarang hujan mengakibatkan tanaman padi dan jagung warga di dua desa tersebut mulai beringsut, kuning dan layu. Jika satu atau dua pekan kedepan masih juga tak ada hujan atau gerimis yang turun, dikhawatirkan tanaman padi dan jagung yang pada masa awal pertumbuhannya terlihat baik-baik saja tersebut menjadi mati karena kekeringan.
Jika demikan adanya, dipastikan kerugian akan mencapai ratusan juta rupiah mengingat benih yang ditanam petani di dua desa tersebut merupakan benih unggulan yang merupakan bantuan dari pemerintah.
M Khoirudin, salah satu PPL yang bertugas di Kecamatan Gunem membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, masih sedikitnya curah hujan yang turun benar-benar membuat petani resah.
“Kajar dan Timbrangan merupakan daerah tadah hujan. Jika hujan tak segera turun, mimpi buruk itu akan benar-benar menjadi kenyatan. Kalu sudah seperti ini tak ada yang dapat dilakukan selain berharap agar hujan segera turun dengan normal sehingga lahan pertanian dan tanaman warga dapat tunbuh dengan baik,” ucapnya. (Rom)
membuat ratusan petani di wilayah Kecamatan Gunem ketar ketir. Pasalnya, tanaman padi gogo dan jagung yang sudah mereka tanam saat ini kondisinya mulai memprihatinkan karena kekurangan air.Lebih dari lima ratus hektar lahan pertanian di Desa Kajar dan Desa Timbrangan Kecamatan Gunem, yang mayoritas ditanami padi dengan sistim gogo dan jagung kini kondisinya mulai menguning karena kekurangan air.
Di daerah ini, memang kondisi tanahnya berbeda dengan darah-daerah lain di Kabupaten Rembang. Kajar dan Timbrangan kondisi lahan pertanaiannya berkerikil dan berbatu. Tanah dengan tekstur tersebut memang rentan terhadap kekeringan dini. Hal tersebut dikarenakan lapisan kesuburan tanah yang berada pada bagian paling atas bumi ketebalannya sangat tipis.
Dua pekan terakhir, kondisi cuaca yang memang panas dan jarang hujan mengakibatkan tanaman padi dan jagung warga di dua desa tersebut mulai beringsut, kuning dan layu. Jika satu atau dua pekan kedepan masih juga tak ada hujan atau gerimis yang turun, dikhawatirkan tanaman padi dan jagung yang pada masa awal pertumbuhannya terlihat baik-baik saja tersebut menjadi mati karena kekeringan.
Jika demikan adanya, dipastikan kerugian akan mencapai ratusan juta rupiah mengingat benih yang ditanam petani di dua desa tersebut merupakan benih unggulan yang merupakan bantuan dari pemerintah.
M Khoirudin, salah satu PPL yang bertugas di Kecamatan Gunem membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, masih sedikitnya curah hujan yang turun benar-benar membuat petani resah.
“Kajar dan Timbrangan merupakan daerah tadah hujan. Jika hujan tak segera turun, mimpi buruk itu akan benar-benar menjadi kenyatan. Kalu sudah seperti ini tak ada yang dapat dilakukan selain berharap agar hujan segera turun dengan normal sehingga lahan pertanian dan tanaman warga dapat tunbuh dengan baik,” ucapnya. (Rom)
Comments
Post a Comment